Meskipun banyak sekali konsep – konsep
mengenai pengembangan organisasi sekarang ini, yang mungkin akan saling tumpang
tindih, barangkali definisi yang dikemukakan oleh Cummings (1996) akan membantu
kita untuk dapat lebih memahami konsep pengembangan organisasi.
Menurut Cummings (1989), pengembangan
organisasi adalah suatu aplikasi konsep atau teori dengan menggunakan suatu
sistem di mana konsep-konsep ilmu pengetahuan digunakan untuk mengembangkan
organisasi secara terencana dan dengan menggunakan semua strategi yang dimiliki
organisasi untuk meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Selanjutnya, Cummings
(1989) juga menyatakan bahwa konsep (ilmu pengetahuan) di dalam pengembangan
organisasi itu pada dasarnya merupakan faktor-faktor yang membedakan
pengembangan organisasi dengan pendekatan lain dalam kaitannya dengan
peningkatan kinerja organisasi.
Sementara itu Tyagi (2000) mengajukan
pendapatnya, bahwa pengembangan organisasi sebagai suatu usaha yang terencana,
sistematis, terorganisasikan, dan lebih bersifat kolaboratif antara prinsip
pengetahuan tentang perilaku dan teori organisasi dipadukan dan diaplikasikan
(integreated and aplicated) guna meningkatkan kualitas kehidupan organisasi
yang tercermin pada peningkatan kesehatan dan vitalitas organisasi. Pendapat
Tyagi ini hampir sama dengan pendapat pakar organisasi yang lebih dulu
disebutkan, hanya Tyagi lebih memfokuskan pada hasil (outcome) dari OD, yaitu
intensitas komunikasi internal organisasi yang meningkat, kompetensi dan harga
diri anggota kelompok yang semakin baik, dan adanya pengakuan dari masyarakat
bahwa organisasi tersebut telah semakin baik dalam kinerjanya.
Yang dimaksud dengan proses perubahan
suatu organisasi adalah tata cara untuk mencapai perubahan organisasi yang
lebih baik dan lebih berkembang. Langkah tersebut terdiri dari :
·
Mengadakan Pengkajian: Dengan kita mengkaji ulang suatu sistem, kita dapat mengetahui apakah
suatu organisasi tersbut dapat berjalan dengan baik atau tidak dengan memakai
sistem yang lama. Jika tidak ada perubahan dalam organisasi tersebut kita dapat
membuat suatu sistem yang lebih baik lagi. Perubahan yang terjadi di luar
organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi,
teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai
dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif.
Dampak bersifat negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran,
perkembangan dan kemajuan organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan
itu dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam
bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia sebelumnya.
·
Mengadakan Identifikasi: Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi
dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan
organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan
dapat dipecahkan dengan tepat.
·
Menetapkan Perubahan: Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus
yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka
meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi
serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
·
Menentukan Strategi: Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus
dilakukan maka pemimpin organisasi harus segera menyusun strategi untuk
mewujudkannya.
·
Melakukan Evaluasi: Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau
negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan
harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya
berarti negatif.
2.4. Ciri – Ciri Pengembangan Organisasi
Suatu strategi pendidikan yang kompleks
yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap, nilai, dan struktur
organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan teknologi baru,
pemasaran dan tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan itu sendiri.
Maka Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·
Merupakan strategi terencana dalam
mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan
diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
·
Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak
yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
·
Menekankan cara-cara baru yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja
dalam organisasi.
·
Mengandung nilai humanistik dimana
pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
·
Menggunakan pendekatan komitmen sehingga
selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi
antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
·
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam
upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Bila selama ini kita hanya mengenal
pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan manajemen
telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara
sederhana dapat diartikan sebagai organisasi yang secara terus menerus
melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi,
memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area
belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
2.5. Metode Pengembangan Organisasi
Dalam kegiatan pengembangan organisasi
terdapat berbagai macam metode yang pada dasarnya dikelompokan dalam 2 macam,
yaitu metode pengembangan perilaku, dan metode pengembangan keterampilan dan
sikap.
·
Metode Pengembangan Perilaku
Metode pengembangan perilaku atau
Behavioral Development Methode merupakan metode yang berusaha menyelidiki
secara mendalam tentang proses perilaku kelompok dan individu. Hal itu dapat
dilakukan dengan mempergunakan berbagai cara. Dengan kata lain, metode pengembangan
perilaku dapat dibedakan menjadi berberapa macam. Dalam buku ini hanya
disebutkan 4 macam yaitu, jaringan manajerial, latihan kepekaan, pembentukan
tim, dan umpan balik survei.
Jaringan manajerial : Jaringan
manajerial atau kisi manajerial disebut juga latihan jaringan adalah suatu
metode pengembangan organisasi yang didasarkan jaringan material. Teori ini
dipelopori oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Menurut mereka, gaya kepemimpinan
akan menjadi sangat efektif apabila perhatian pimpinan terhadap produksi dan
orang dalam keadaan seimbang. Dalam hal demikian pimpinan menunjukkan perhatian
tinggi baik terhadap produksi maupun terhadap orang.
Latihan Kepekaan : merupakan latihan
dalam kelompok. Oleh karena itu metode ini dinamakan pula metode T-group. dalam
metode ini yang dimaksud dengan kepekaan adalah kepekaan terhadap diri sendiri
dan terhadap hubungan diri sendiri dengan orang lain. Metode ini berlandaskan
pada anggapan bahwa kesulitan untuk berprestasi disebabkan oleh adanya
persoalan emosional dari kelompok orang-orang yang harus mencapi tujuan.
Pembentukan Tim : Merupakan salah satu
metode pengembangan organisasi dengan mengembangkan perilaku kelompok melalui
suatu teknik intervensi yang disebut pembentukan tim. Tujuan dari pada
pengembangan perilaku kelompok ialah untuk melakukan pekerjaan secara efektif
dengan membentuk tim.
Umpan Balik Survei : adalah suatu metode
yang berusaha mengumpulkan data-data dari para anggota organisasi. Data itu
meliputi data-data yang berhubungan dengan tingkah laku, sikap, seta berbagai
perasaan lain yang ada pada diri setiap anggota organisasi.
·
Metode Pengembangan Keterampilan dan
Sikap
Metode ini merupakan suatu program
latihan yang dilaksanakan secara terus-menerus dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap para anggota organisasi. Oleh karena itu
yang dimaksud dengan latihan atau training adalah suatu proses pengembangan
kecakapan, pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan sikap tingkah laku dari
para anggota organisasi.
Program latihan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya ialah latihan di tempat kerja, latihan instruksi
kerja, latihan di luar tempat pekerjaan, dan latihan di tempat kerja tiruan.
Latihan di tempat kerja : Latihan kerja
di tempat kerja yang sebenarnya. Latihan ini melatih anggota organisasi untuk
menjalankan pekerjaan-pekerjaan dengan lebih efisien. Keuntungan yang diperoleh
dalam latihan di tempat kerja ini antara lain, sangat ekonomis karena para
peserta tetap produktif selama mereka mengikuti dan menjalankan latihan, selain
itu prestasi anggota organisasi tidak akan berkurang atau hilang, hal ini
sangat berbeda apabila dibanding dengan latihan yang diadakan diluar tempat
kerja. Latihan yang di luar tempat kerja akan mengakibatkan sebagian prestasi
hilang apabila peserta latihan kembali ke tempat kerjanya masing-masing.
Latihan instruksi kerja : Terdiri dari 3
macam yaitu Job Instruction Training (latihan mengenai proses pemberian
instruksi-instruksi kerja. Para peserta latihan mula-mula diperkenalkan dengan
pekerjaan, dan kepada mereka diberikan berbagai instruksi dan demonstrasi
secara bertahap mengenai fungsi pekerjaan.) Job Method Training (Latihan yang
berhubungan dengan penyederhanaan kerja) Job Relation Training (Latihan yang
berhubungan dengan faktor manusian di dalam pekerjaannya setiap hari)
Latihan di luar tempat kerja : merupakan
latihan yang diadakan di luar tempat kerja. Salah satu keuntungan dari latihan
ini adalah adanya motivasi dari para peserta latihan untuk lebih memahami
materi/bahan pelajaran mengingat mereka tidak dibebani dengan pekerjaan selama
mereka mengikuti latihan.
Latihan di tempat kerja tiruan : adalah
latihan yang diberikan pada tempat kerja tiruan. Latihan ini umumnya diberikan
kepada mereka yang bekerja di tempat-tempat kerja yang membawa risiko cukup
besar. Dengan latihan ini diharapkan para peserta lebih banyak menguasai
tentang teknik-teknik kerja yang baik.
Pada hakikatnya perubahan terkadang
perlu terjadi didalam kehidupan berorganisasi. Perubahan perlu dilakukan dengan
tujuan agar organisasi tersebut dapat berkembang lebih baik.
Dengan pengalaman yang dimiliki oleh
suatu organisasi, mereka dapat menentukan tujuan – tujuan yang ingin dicapai
ketika perubahan pada orgnasasi tersebut dilakukan.
Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi.
Oleh karena itu dibutuhkan perkembangan organisasi untuk mempertahankan kehidupan organisasi dalam menghadapi persaingan dan organisasi masa depan yang tidak terlalu mementingkan eksistensi sebuah organisasi.
Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi.
Oleh karena itu dibutuhkan perkembangan organisasi untuk mempertahankan kehidupan organisasi dalam menghadapi persaingan dan organisasi masa depan yang tidak terlalu mementingkan eksistensi sebuah organisasi.
Komentar
Posting Komentar